Praktik mempersembahkan kurban (dalam bahasa Ibrani ‘Qorban’) dituliskan hampir di seluruh bagian Alkitab.
Mulai dari Perjanjian Lama, istilah kurban banyak disampaikan seperti kurban persembahan Kain dan Habel (Kejadian 4: 2-5), kurban Nuh (Kejadian 8: 20), Abraham (Kejadian 12: 7-8; 13: 4, 18, 22: 13), Ishak (Kejadian 26: 25), Yakub (Kejadian 31: 54; 33: 20; 35: 1-7) dan Ayub (1: 5; 42: 8).
Di zaman Perjanjian Lama, kurban persembahan adalah ritual yang sangat simbolis, dimana orang-orang Yahudi pada awalnya mempersembahkan hewan sembelihan. Kurban ini sendiri menjadi sebuah persembahan yang lebih dari sekadar penghormatan kepada Allah. Maknanya adalah untuk menerima pengampunan dan penebusan dosa. Kurban ini sendiri adalah sebagai perantara antara orang berdosa dengan Allah.
Baca Juga: Pengorbanan yang Paling Fenomenal
Lalu apakah kurban persembahan seperti dalam Perjanjian Lama perlu dilakukan oleh orang Kristen?
Dalam Perjanjian Lama, praktik kurban memang sesuatu yang sangat sakral, bahkan hanya bisa dilakukan oleh orang-orang tertentu yaitu imam Lewi saja. Sampai hari ini, orang Yahudi (bukan Kristen) masih terus melakukan hal itu.
Tetapi praktik ini memiliki makna yang sangat mendalam tentang tujuan penebusan melalui Yesus. Dimana, orang-orang berdosa bisa memperoleh perkenanan Allah jika kurban yang dipersembahkan berkenan dihadapan Allah.
Dan Yesus sendiri telah memberikan dirinya sebagai kurban penebusan dosa manusia sekali untuk selamanya. Karena itulah di Perjanjian Baru, orang-orang percaya tidak lagi dituntut untuk mengikuti praktik penyembahan kurban seperti dalam Perjanjian Lama.
Kurban persembahan orang percaya lebih sebagai bentuk penghormatan akan karya penebusan Yesus di kayu salib. Sehingga penebusan dosa kita tidak lagi memerlukan perantara berupa hewan sembelihan yang harus dikorbankan setiap tahun.
Sebaliknya, orang-orang percaya yang sudah mengakui Yesus sebagai Tuhan dan Juruslamat perlu mempersembahkan tubuhnya sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah (Roma 12: 1).
Melalui pengorbanan Yesus, kita telah diperdamaikan dengan Allah melalui tubuh dan darah-Nya. Pengorbanan Yesus adalah persembahan yang harum (Efesus 5: 2), yang menghasilkan pendamaian (Roma 3: 24; Ibrani 2: 17; 1 Yohanes 2: 2), meredakan amarah dan menjadi penebusan dosa. Sama seperti praktik persembahan kurban yang dilakukan oleh para imam Lewi, mereka beserta kurban akan dibawa ke balik tirai di ruang maha kudus, demikian juga melalui kematian Kristus kita akan dibawa ke hadirat Allah (Ibrani 10: 19-20; Matius 27: 51; Yohanes 2: 19-21).
Baca Juga: Ini Lho Persamaan Tradisi Persembahan ‘Kurban’ dalam Agama Yahudi, Kristen dan Islam
Penulis surat Ibrani menyampaikan makna pengorbanan Yesus.
Pertama, pengorbanan Yesus dipersembahkan sekali untuk selamanya (Ibrani 9: 6-7, 11-12, 25-26).
“Tetapi Kristus telah datang sebagai Imam Besar untuk hal-hal yang baik yang akan datang: Ia telah melintasi kemah yang lebih besar dan yang lebih sempurna, yang bukan dibuat oleh tangan manusia, --artinya yang tidak termasuk ciptaan ini, dan Ia telah masuk satu kali untuk selama-lamanya ke dalam tempat yang kudus bukan dengan membawa darah domba jantan dan darah anak lembu, tetapi dengan membawa darah-Nya sendiri. Dan dengan itu Ia telah mendapat kelepasan yang kekal.” (Ibrani 9: 11-12)
Kedua, pengorbanan Yesus menghasilkan pengampunan (Ibrani 10: 1, 4, 11, 18). Kurban persembahan dilakukan untuk menebus dosa. Begitu pula dengan pengorbanan Yesus yang menghasilkan pengampunan Allah.
“Sebab oleh satu korban saja Ia telah menyempurnakan untuk selama-lamanya mereka yang Ia kuduskan...Jadi apabila untuk semuanya itu ada pengampunan, tidak perlu lagi dipersembahkan korban karena dosa.” (Ibrani 10: 14 & 18)
Ketiga, pengorbanan Yesus berkenan di surga (Ibrani 8: 2, 5; Ibrani 9: 1, 9, 11-12).
“Sebab Kristus bukan masuk ke dalam tempat kudus buatan tangan manusia yang hanya merupakan gambaran saja dari yang sebenarnya, tetapi ke dalam sorga sendiri untuk menghadap hadirat Allah guna kepentingan kita.” (Ibrani 9: 24)
Baca Juga: Memberi Kurban Persembahan Terbaik Bagi Tuhan
Keempat, pengorbanan Yesus memberikan manusia akses kepada Allah (Ibrani 9: 7-8; Ibrani 10: 19-22).
“Jadi, saudara-saudara, oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus, karena Ia telah membuka jalan yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diri-Nya sendiri...” (Ibrani 10: 19-20).
Jadi, jika hari ini kamu merasa tidak layak datang kepada Tuhan karena dosa-dosa yang kamu lakukan. Ingatlah bahwa Yesus datang ke dunia untuk dikorbankan bagi semua orang berdosa. Karena dosalah kita seharusnya datang kepada Tuhan, mengakuinya dan bertobat. Karena melalui pertobatan dan pembaharuan hiduplah Tuhan akan melayakkan kita kembali.
Sumber : Jawaban.com